Umat Islam sebentar lagi menyambut datangnya Tahun Baru Islam 1441 H. Pastinya dirayakan pada 1 Muharram 1441 H. Nah, Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 H diperkirakan jatuh pada Minggu, 1 September 2019.
Umat muslim di
dunia akan merayakan pergantian tahun baru.
Muharram
adalah salah satu bulan yang
dimuliakan dan lumbung meraih pahala.
Muharram
merupakan salah satu bulan yang
dihormati selain Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Rajab Mudhar.
Apa saja amalan-amalan yang dapat kita
lakukan selama bulan Muharram ini? ada banyak kemuliaan yang diberikan Allah
SWT di bulan yang diharamkan untuk perang ini.
Bila melakukan beberapa amalan ini, banyak
sekali kebaikan yang akan diraih oleh kaum muslim.
Berikut tiga
amalan yang dapat dilakukan di bulan Muharram agar dapat meraih pahala di sisi
Allah SWT.
1. Berpuasa
Sunah Asyura
Puasa Tasu'a
Dan Puasa Asyura
Puasa Tasu'a
Dan Puasa Asyura (Infaq Dakwah Center)
Selain
Ramadan, puasa yang paling utama adalah saat bulan Muharam. Ini sesuai dengan
hadits berikut:
“Puasa yang
paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah (yaitu) Muharram.
Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam”.
(H.R. Muslim (11630) dari sahabat Abu Hurairah radhiyallohu anhu).
Sedangkan
anjuran untuk puasa sunah Asyura yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram
adalah sebagai berikut:
”Puasa
’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).
Bila ingin
melaksanakan, niat puasa sunah Asyura adalah:
نَوَيْتُ صَوْم عشرسُنَّة لله تَعَالى
“Nawaitu
sauma Asyuro sunnatal lillahita’ala”
Saya niat puasa hari asyura, sunnah karena Allah ta’ala.
2. Berpuasa Sunah Tasu'a
Puasa sunah
Tasu'a dilaksanakan pada tanggal 9 Muharam. Ini berdasarkan pada hadits Nabi
berikut:
وعن ابن عباس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُما قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: ((لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع)) رَوَاهُ مُسلِمٌ.
Dari Ibnu
Abbas radhiyallahu ‘anhuma dia berkata : ” Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa
pada (hari) kesembilan” (HR. Muslim).
Namun belum
sampai di bulan Muharram tahun berikutnya, ternyata Rasulullah sudah meninggal
dunia.
Adapun niat
puasa sunah Tasu'a adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْم تَاسُعَاء سُنَّة لله تَعَالى
“Nawaitu
sauma tasu’a sunnatal lillahita’ala”
Artinya:
Saya niat puasa hari tasu’a, sunnah karena Allah ta’ala.
3. Menyantuni Anak Yatim
Menyantuni
anak yatim memang tak perlu menunggu bulan Muharram. Namun bila dilakukan di
hari Asyuro (10 Muharam), maka Allah akan mengangkat derajatnya.
“Siapa yang
mengusapkan tangannya pada kepala anak yatim, di hari Asyuro’ (tanggal 10
Muharram), maka Allah akan mengangkat derajatnya, dengan setiap helai rambut
yang diusap satu derajat.”
“Saya dan
orang yang menanggung hidup anak yatim seperti dua jari ini ketika di surga.”
Beliau berisyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah, dan beliau
memisahkannya sedikit.” (HR. Bukhari no. 5304).
No comments:
Post a Comment